~~~~~~
Belakangan ini saya sering dan senang sekali menggunakan foto monyet sebagai avatar di dunia maya.
Banyak teman-teman yang mengomentari akan hal tersebut. Ada yang hanya sekedar mengingatkan untuk mengganti avatar yang ada sampai ada yang "jengkel" lalu mengoda dengan anggapan saya adalah avatar tersebut. He...5x, saya sih tetep enjoy aja gak ngepek...
~~~~~~
Sebenarnya ada beberapa hal yang mendasari mengapa saya memilih monyet sebagai avatar.
Sebagaimana diketahui bahwa monyet, dalam hal ini simpanse merupakan hewan yang secara anatomi hampir mirip dengan manusia. Bahkan bagi Darwinian dan pendukung Darwinism, percaya bahwa nenek moyang manusia adalah bangsa kera (
Pithecanthropus).
Trus..., dengan menggunakan monyet sebagai avatar, apakah saya termasuk Darwinian?
Jawabnya dengan tegas, TIDAK... Manusia merupakan ciptaan ALLOH yang paling sempurna (hal ini tersurat dan tersirat dengan jelas dalam ayat Al-Qur'an) , sehingga sangatlah tidak mungkin manusia merupakan hasil evolusi dari kera.
~~~~~~
Alasan mengapa saya menggunakan monyet sebagai avatar adalah karena ternyata secara sifat, perbedaan antara manusia dan kera sangatlah tipis, bahkan hampir tidak ada bedanya.
Coba "buka mata" dan "buka hati" lalu pergi ke kebun binatang dan perhatikan sifat dan sikap monyet. Ternyata banyak sifat-sifat kemonyetan yang melekat pada orang-orang di sekitar kita, bahkan mungkin pada diri kita sendiri.
Lihat, bagaimana monyet begitu bernafsunya saat melihat makanan, hingga saling sepak saling cakar tanpa peduli teman.
Bukankah manusia juga (ada yang) seperti itu.
Dalam hal mendapatkan kedudukan, pangkat dan jabatan, saling jegal tanpa peduli kawan atau bahkan saudara sendiri.
Lihat, bagaimana monyet dengan santainya bergelantungan di pohon, berlari kesana kemari tanpa malu meskipun dalam kondisi telanjang.
Bukankan manusia saat ini juga (ada yang) seperti itu.
Mengenakan pakaian mahal dan bermerk namun esensinya justru telanjang. Menggunakan kerudung namun pakaian yang dikenakannya malah menonjolkan lekuk tubuh.
Lihatlah, bagaimana monyet dengan acuh tak acuhnya melakukan hubungan seks di depan umum.
Bukankan manusia saat ini juga (ada yang) seperti itu.
Bergandengan tangan dengan pacar merupakan hal biasa. Ciuman dan pelukan dianggap bumbu pacaran. Bahkan seks pra-nikah dianggap sebagai tanda cinta.
Bukankan itu semua menunjukkan bahwa monyet adalah manusia atau manusia adalah monyet?
~~~~~~
Alasan saya mengapa menggunakan monyet sebagai avatar adalah sebagai cambuk pengingat bahwa saya adalah manusia yang merupakan makhluk yang paling sempurna dan dibekali akal budi.
Avatar itulah yang akan mencambuk jiwa ini bila telah lalai dan menempeleng kesadaran diri ini, bahwa jika saya lengah dalam menurutkan nafsu, maka tak ubahnya seperti monyet.
~~~~~~
monyet <> (diri ini + kesadaran akan akal budi)namun
monyet = (diri ini + nafsu)
~~~~~