Pages

Saturday, November 15, 2008

Recto Verso

Pengertian recto verso adalah dua buah citra yang saling terpisah namun pada dasarnya keduanya merupakan satu kesatuan.

Kali ini Dewi Lestari mengekspresikan sebuah konteks seni ke dalam dua media, melalui sastra yang berupa cerpen dan melalui media musik.

Keduanya dapat dinikmati secara terpisah, namun sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang akan saling melengkapi. Itulah kejeniusan Dewi Lestari dalam menciptakan sebuah karya seni bertajuk Recto Verso.

Inti dari karya Dee yang satu ini berkisah tentang cinta dari berbagai sudut pandang.
Maka saya lebih suka untuk menyebut Recto Verso-nya Dee sebagai kumpulan pusi cinta.
Hal ini dikarenakan simplenya cerpen sehingga lebih mirip pusis dari pada cerpen dan isi cerpen itu sendiri yang mengisahkan bahwa mencintai seseorang ternyata tak semulus yang di bayangkan. Cinta dapat bermetamorfosa menjadi sesuatu yang sangat manis seperti permen dan di lain waktu ia berubah menjadi pahit seperti pil kina.

11 kisah dan lagu dalam Recto Verso :
- Curhat Buat Sahabat
- Malaikat Juga Tahu
- Selamat Ulang tahun
- Aku Ada ---> I like this part
- Hanya Isyarat ---> I like most cause this story remind me to someone that I never forget
- Peluk
- Grow a Day Older
- Cicak di Dinding
- Firasat
- Tidur
- Back to Heaven's Light

Maka "Dengarkan Kisahnya, Baca Musiknya, dan Selami Ilustrasinya"

Saturday, November 1, 2008

Di Jakarta Mencari Surga - WS Rendra

Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipanNya,
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

tetapi,
mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut itu dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah.........keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika,
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku ,dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas perlakuan baikku, menolak keputusanNya sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah......

Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja.