Pages

Friday, September 25, 2009

Life Keeps on Turning

We've come to the final story
All of it has passed behind me
With my smile and now I'm ready
Or my next step again

I know I can't drown forever
I've got a life that I have to deal with
I believe that life keeps on turning
And I'm here just to wait and sing
Yes, I'm here just to wait and sing..

Loosing you is not the end of the world
But it's true that it definitely hurts
Loosing you is not the end of the world
But it's true that it definitely hurts
That it definitely hurts!

When I wake up in the morning
One smile wipes away my yearning
A messages has come arriving
Secret admirer strikes again
And this life keeps on turning


Lyric by MOCCA

Tuesday, September 22, 2009

Air dan Konsistensi

~~~~~
Dari dalam pipa, dia meluncur keluar, sesaat setelah keran dibuka.
Berpindah ke dalam ketel.
Namun tetap disebut sebagai air.

Dari dalam ketel, dia dijerang diatas kompor.
Menghangat, beberapa saat kemudian bergejolak, mendidih.
Ada sebagian dirinya yang berubah menjadi uap.
Namun tetap disebut sebagai air, meskipun kini ada embel-embel uap air.
Sisa air yang tertinggal dalam ketelpun tetap disebut sebagai air,
meskipun kini telah bergelar air panas.

Dari dalam ketel...,
Ada yang berpindah ke dalam botol-botol termos, untuk menjadikannya tetap panas.
Ada yang berpindah ke dalam botol-botol beling bekas sirup, untuk kemudian dipindahkan ke dalam kulkas.
Ada pula yang berpindah ke dalam kotak-kotak kecil, terbuat dari plastik, untuk kemudian dimasukkan ke dalam freezer.
Namun semuanya tetap disebut sebagai air.

Dari termos, dia beindah ke dalam gelas, bercampur dengan gula dan kopi.
Dia bertransformasi menjadi kopi seduh.
Tetap saja dianggap sebagai air.

Dari kopi seduh dalam gelas,
dia berpindah lagi ke dalam mulut orang, terus menuju lambung.
Masih tetap disebut sebagai air.

Dari dalam tubuh,
dia berpindah ke dalam toilet untuk dikeluarkan sebagai air seni.
Dan lagi-lagi masih disebut sebagai air, meskipun kini telah dianggap sebagai sesuatu yang kotor.

Dari dalam toilet,
dia bercampur dengan limbah cair lainnya, terserap bumi.
Dan tetap disebut sebagai air.

~~~~~

Air...,
Ah..., kekonsistensianmu menggugahku.
Apapun wujud, tempat, sebutan, serta derajatmu tak lekang mengubahmu inti sejati dirimu untuk menjadi tetap menjadi air.
Yang selalu mengabdikan diri tanpa pamrih dan tak pernah sekalipun mengeluh.



Semarang, 23 September 2009
Dini hari

Terpaksa atau Dipaksa?

~~~~~

Setiap manusia pasti punya sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupannya. Baik berupa benda yang punya nilai historis, kenangan manis yang tak terlupakan atau seseorang yang dikasihi.
Dan bila dihadapkan dengan pilihan, pastilah semua akan mengatakan tidak ingin untuk berpisah atau kehilangan hal-hal tersebut.

~~~~~

Namun manusia hanyalah berencana, bukan yang menentukan.

Terkadang dalam hidup ini, yang namanya kehilangan tak dapat untuk dihindari.
Hingga hanya 2 opsi yang tersisa, tepaksa atau dipaksa.

Tak ada perbedaan pada hasil akhir kedua opsi tersebut, namun ada sebuah perbedaan mendasar pada proses pemilihan opsi.

Saya..., akan cenderung memilih opsi terpaksa daripada dipaksa.

Terpaksa akan menjadikan saya sebagai subjek yang meskipun mau tak mau harus menerima hasil akhir, tetapi sebagai subjek akan lebih tinggi nilainya karena artinya akan lebih aktif bila dibandingkan dengan dipaksa yang menjadikan diri sebagai objek yang harus "manut".

~~~~~

Saat diri merasa kehilangan,
tegarlah....
karena itu berarti bahwa kita pernah memiliki.

~~~~~


Jakarta, 14 Oktober 2009, dini hari
Akhirnya diposting juga, setelah lama hanya menjadi draft dalam angan.