Pages

Wednesday, December 3, 2008

Tentang Hidup

+++++

Ada seorang teman pernah berkata, bahwa hidup itu laksana anak panah dan busurnya. Untuk dapat melasat ke depan, perlu berhenti sejenak untuk menarik busur ke belakang serta membidik sasaran.

Benarkah demikian?
Apa jadinya bila busur tersebut patah karena tak kuat menahan beban tarikan?
Anak panah tak akan pernah melesat jauh ke depan, ia akan berada di belakang lalu jatuh ke tanah, dianggap sampah, dibiarkan membusuk.

+++++

Ada orang bijak berkata, bahwa hidup itu seperti noktah yang melekat pada sebuah roda. Ada kalanya dia berada di atas, berada di puncak hingga dapat melihat indahnya dunia, serta semilirnya hembusan angin.
Suatu kala dia berada di tengah dan di saat yang lain ia berada di bawah.

Benarkah demikian?
Apa jadinya bila roda tersebut rusak dan behenti berputar?
Bukankah yang berada di titik nadir, akan terus berada di sana. Terus menahan beban dan bergumul dengan debu jalanan yang akan berubah menjadi lumpur hitam serta kotor dan bau saat hujan turun, tanpa pernah dapat merasakan hebusan angin atau cerahnya sang surya.

+++++

Ada lirik dalam lagu yang mengungkapkan bahwa hidup seperti cuaca, sehebat apapun badai yang terjadi, ia akan berlalu. Yang dilakukan adalah mencari tempat berlindung dan menunggu sampai ia mereda, maka akan dijumpai langit biru nan cerah.

Benarkah demikian?
Apa jadinya bila tak ada satupun tempat untuk berlindung sedang badai mulai datang?
Pilihannya hanya ada dua, tetap terus mencari tempat berlindung atau bertahan dalam badai tanpa perlindungan apapun. Keduanya akan berujung sama yaitu membeku kedinginan lalu hancur dan musnah tersapu badai.

+++++

Hidup memang berat.
Hidup memang sulit.
Hidup memang terkadang kejam.
Hidup memang terasa tidak adil.

+++++

Namun biarlah diri ini bagaikan busur patah yang telah dianggap sampah busuk, asalkan dengannya dapat menjadi pupuk penumbuh bibit cinta kepada ALLOH.

Tidak mengapa bila diri ini terus-menerus bergumul dalam kubangan Lumpur hitam, asalkan cahaya kebenaran dari tetap menerangi jiwa ini.

Tak jadi soal bila diri ini harus beku dan hancur dalam badai, asalkan iman kepada ALLOH dan Rosul-Nya tetap mengkristal, sekalipun tubuh telah musnah tesaput angin.

+++++

Sobat,
sesungguhnya setelah kesusahan pasti ada kemudahan.
Yakinlah setelah kesusahan pasti akan ada kemudahan,
karena itulah yang telah dijanjikan oleh ALLOH.

Bertahan, berusaha, berdoa dan bersabar itulah kuncinya



(dedicated for myself, who always doubtful to face this life)

No comments: