Pages

Saturday, January 2, 2010

Film Indonesia : Quo Vadis?


~~~~~

Qou vadis film Indonesia?
Mungkin sebuah pertanyaan kuno dan sok tau.

Ya..., saya memang bukan seorang pakar atau pemerhati film, saya hanya orang biasa yang nonton film merupakan sebuah sebuah sarana pelepas jenuh dan jengah.

Namun..., melihat film-film buatan lokal (Indonesia), rasanya kok kaya kembali ke beberapa puluh tahun yang lalu. Isinya didominasi oleh komedi, setan dan hal-hal yang nyempet dengan "seks".

Lihat saja film Indonesia yang baru beredar belakangan ini :
Air Terjun Pengantin ---> fim yang bergenre horor + bonus liat body cewek pake bikini.
Suster Keramas ---> film yang bergenre horor + komedi + bonus 'topless' Rin Sakuragi.

Lalu what next?

~~~~~

Saya jadi heran dengan para cineas Indonesia, tidak bisakah mereka-mereka itu membuat film yang bermutu dan laku dipasaran, tidak hanya mengobral paha, dada serta rasa takut akan setan

~~~~~

Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan Maria Ozawa AKA Miyabi yang akan berkunjung dan main film di Indonesia. Lihat bagaimana hebohnya, ada yang mendukung dengan alasan kebebasan, namun tidak sedikit juga yang menolaknya.

Tapi..., kok cuma segitu thok...!!! Kenapa film-film yang berbau 'bupati' (buka paha tinggi-tinggi) dan 'sekwilda' (sekitar wilyah dada) kok gak dihentikan?

Dan yang lebih parahnya, kali ini ada seorang artis bokep Jepang, sekelas Miyabi yang main film (film sudah beredar).

Yang memperparah adalah tidak adanya tindakan mengenai fim ini. Padahal jelas-jelas dari trailer-nya ada hal-hal yang tidak pantas dipertontonkan.

Jadi bertanya-tanya dalam hati, kemana para pendukung anti Miyabi...?
Mengapa mereka tidak berdemo lagi untuk menentang film ini?

Apa mereka anti dengan Miyabi karena lebih suka pada Rin Sakuragi (pendukung film Suster Keramas) ?

~~~~~

Hupph..., benar-benar memprihatinkan.

Kapan para artis film Indonesia bisa membuat film bermutu dan mendidik?
Atau...
Malah bakalan buat film bokep terselubung komedi dan horor?

~~~~~

Yaaaa..., mending liat Upin dan Ipin lagi aja deh...

1 comment:

rohmen said...

dinikmati wae bos, jamane wes edan rak ngedan rak keduman